Sebagai penulis, Sariamin Ismail menggunakan banyak nama samaran untuk menghindari aksi intimidasi dari otoritas lokal.
Melansir laman Google, berdasarkan pengalaman kehidupan nyata tentang romansa, novel pertama Ismail berjudul ”Kalau Tak Untung” dirilis dengan nama samaran Selaish pada 1933. Karya ini mencatat sejarah sebagai novel pertama yang ditulis seorang wanita dalam perjalanan kesastraan Indonesia.
Novel berani ini menggambarkan penolakan terhadap tradisi Indonesia yang dianut secara luas seperti perjodohan, sebuah gagasan kontroversial yang menjadi ciri karyanya sepanjang karier.
Pada 1937, Sariamin Ismail mulai menerbitkan cerita di “Soeara Kaoem Iboe Soematra,” sebuah majalah wanita lokal mempromosikan nilai-nilai keluarga inti yang kontras dengan konvensi hubungan saat itu.
Ia mengajar hingga akhir 1960-an dan menulis hingga pertengahan 1990-an. Sariamin Ismail meninggalkan banyak antologi puisi, novel, dan bahkan dua cerita anak-anak. (and)